Postingan

Menampilkan postingan dengan label Karya Sastra

Logo Pascasarjana UMT

Gambar
 

Puisi Anak

Ada Senyum di balik tingkahmu Nak Saat mentari tlah letih bersinar, Yang diamdiam meniduri Dunia sebelah Barat itu. Ingin rasanya aku tertawa terbahak melihat tingkahmu Nak. Harihari yang selalu menghibur hatiku yang lara, Petang itu, saat kita tertawa bersama, Tak lama dirimu mengubah raut wajah menjadi sendu, Membuat aku berpikir keras, ada apa denganmu Nak?. Tak lama aku bertanya pada awan yang melintas itu. Kenapa dirinya mengubah senyum menjadi kerut kusut seperti itu?, Bukannya menjawab, awan itu malah tersenyum melihat dia kabur membawa tas, Pulang tanpa permisi. Hahaha Setiba di jalan raya, alangkah anaehnya aku, Dia tak pulang malah duduk di trotoar sambial berbincang kanankiri. Bisik ku dengar, dia cemburu tak dapat bagian perhatian. Oh, Nak sungguh lucu tingkahmu itu. Hahaha Lengkong Kulon, 18 Maret 2016 Raden H.S

Puisi Cinta Nur

Gambar
Nur Nur, apa kabar dikau di sana? Masihkah kau kenakan kain merah di kepalamu? Secarik kain yang menambah pesona senyum manismu. Nur, masihkah kau simpan goresan pena dariku? Yang bertulis “Maukah kau jadi teman hidupku ?” Nur, sekarang kita telah bersama, Menjalin rasa, menjaga mata dan tak hanya mengumbar kata. Nur, saat ku terjatuh, kau dekap aku di pundakmu Saat kau jatuh, aku selalu ada di sampingmu. Nur, tak banyak kata yang bisa ku ucap, Terimkasih teman hidupku “Nur Ariyani” Lengkong Kulon, 03 Januari 2016 Raden H.S

Puisi Surat Untuk Presiden

Surat untuk Presiden Kepada Bapak yang aku hormati Lihatlah kami di sini dengan hati Kami yang tersesak karena asap Asap kabut, ulah oknum tak tak berhati. Lihatlah bapak…. Kami tersiksa tak berarti di sini. Di tanah lahir kami sendiri Kami sedari ini bukti, bapak tak peduli. Sebulan lalu kami tersorot oleh api Sebulan lalu kami selalu masuk televisi Tapi bukan karena prestasi, Melainkan berita hangat yang cocok dibincangi. Mata kami terbatas dalam memandang Nafas kami terbatas menghirup udara segar Bayi kami menjadi korban ganasnya asap hutan Hutan yang terbakar karena serakahnya monyet berdasi. Oh… sang penguasa yang duduk di singga sana Meski kasus hutan tak lagi hangat Karena hujan telah mengguyur berita Sudahkah kau selesaikan kasus asap kami. Kepada bapak yang berdasi di sana Rasakanlah hujan yang turun hari ini, Airnya begitu deras mengucur deras ke Bumi pertiwi Begitulah tangis kami sampai saat ini. Kami ing...

Pejuang Cinta

Pejuang Cinta Deg, deg, deg, terasa cepat detak jantung Husein saat melihat gadis berkrudung merah tersenyum simpuh kepadanya, dalam hati iya bertanya-tanya “siapakah gadis yang mungil dan manis ini” sambil tersenyum disertai tanda tanya.  Husein memanglah seorang lelaki yang berada dimasa transisi, yang hidup diatara masa remaja dan menuju dewasa untuk kemapanan hidupnya. Hari itu dia baru menginjak usia yang ke-19 tahun dan berharap dia menemukan cinta terakhirnya. Memang benar kata orang bijak bahwa “jatuh cinta itu cukup dengan satu detik, tapi seumur hidup untuk meyakinkannya”. Tak berpikir panjang Husein pun langsung menghampiri gadis berkrudung merah tersebut dengan seribu takut dan rasa malu yang menjulang tinggi. Tapi tiba-tiba  “ Ka Husein, mau kemana? Tanya seorang andika pramuka kelas 6 SD, karena hari itu kebetulan Husein berada dalam acara perkemahan Sabtu-Minggu atau sering disebut dengan PERSAMI. Dengan gugup Husein pun menjawab pertanyaan andikanya itu. ...

Puisi Guru

Goresan Tinta Kala cahaya menembus embun sahutan ayam bertalu-talu selepas sujud membuka buku tanpa ragu kau menebar ilmu tinta kecil terselip dalam kantung setumpuk lembaran kanan-kiri dalam genggaman langkah pasti tanpa ragu siap mengores titik yang membatu lelahmu tak kan terbayar meski ku ajak kau berlayar jasamu tak kan terlupa meski hayati ku binasa Terimaksih Guruku Lengkong Kulon, 11 Agustus 2014 Didit Maulana

Singa Betina Banten

Singa Betina Banten Ku dengar cerita si kerbau Anakku diterkam singa betina Simpati tak terelak lagi Ku hampiri si kancil Ladang wortelku dilahap singa betina             Aku terdiam sejenak             Aku duduk dan dihampiri kijang betina             Lihatlah padang rumput di Serang             Habis dimakan singa betina             Membatulah aku             Ada apa dengan Banten? Banten, 23 Maret 2014 Didit Maulana

Goresan Tinta

Goresan Tinta Kala cahaya menembus embun sahutan ayam bertalu-talu selepas sujud membuka buku tanpa ragu kau menebar ilmu tinta kecil terselip dalam kantung setumpuk lembaran kanan-kiri dalam genggaman langkah pasti tanpa ragu siap mengores titik yang membatu lelahmu tak kan terbayar meski ku ajak kau berlayar jasamu tak kan terlupa meski hayati ku binasa Terimaksih Guruku Didit Maulana

Ibuku Sayang

Ibuku sayang (Karya : Didit Maulana) Ibu… Dengarkanlah rintihan hatiku Saat menjelma orang dewasa Ibu… Kini aku dapat bicara sendiri Berdiri sendiri dan berlari mengejar mimpi… Ibu… Dimalam ini Ku serahkan semua asa dan ragaku Memohon ampunan dosa dari hatimu Ibu … Aku mohon ampun kepadamu Aku telah mengabaikan jasa-jasamu Sembilan bulan kau mengandungku Menanti-nanti kelahiranku Ibu… Saat aku terlahir Kau tersenyum simpuh menyambutku Menyentuhku dengan belaian kasih sayang Mengecup keningku, menimang-nimang ragaku yang mungil Ibu… Tanpa merasa letih kau menjagaku Memberi asih akan diriku Mengajariku kehidupan nyata Ibu… Kini aku dewasa dengan ajaranmu Tapi lupa semua jasamu Merasa hebat tak mendengar nasihatmu Ibu… Saat ku terjatuh kau selalu ada disampingku Menjagaku tanpa terbesit lelah dalam hatimu Ibu… Kini aku akan pergi Mengapai semua cita-citaku Berharap bisa membahagiakanmu Oh… ibu… Aku mohon janganlah kau menangis, aku selalu ada...

Cerpen Pejuang Cinta

Pejuang Cinta Deg, deg, deg, terasa cepat detak jantung Husein saat melihat gadis berkrudung merah tersenyum simpuh kepadanya, dalam hati iya bertanya-tanya “siapakah gadis yang mungil dan manis ini” sambil tersenyum disertai tanda tanya. Husein memanglah seorang lelaki yang berada dimasa transisi, yang hidup diatara masa remaja dan menuju dewasa untuk kemapanan hidupnya. Hari itu dia baru menginjak usia yang ke-19 tahun dan berharap dia menemukan cinta terakhirnya. Memang benar kata orang bijak bahwa “jatuh cinta itu cukup dengan satu detik, tapi seumur hidup untuk meyakinkannya”. Tak berpikir panjang Husein pun langsung menghampiri gadis berkrudung merah tersebut dengan seribu takut dan rasa malu yang menjulang tinggi. Tapi tiba-tiba “ Ka Husein, mau kemana? Tanya seorang andika pramuka kelas 6 SD, karena hari itu kebetulan Husein berada dalam acara perkemahan Sabtu-Minggu atau sering disebut dengan PERSAMI. Dengan gugup Husein pun menjawab pertanyaan andikanya itu. “A..A.. Anu ...

Cerpen Pejuang Cinta

Pejuang Cinta Deg, deg, deg, terasa cepat detak jantung Husein saat melihat gadis berkrudung merah tersenyum simpuh kepadanya, dalam hati iya bertanya-tanya “siapakah gadis yang mungil dan manis ini” sambil tersenyum disertai tanda tanya.  Husein memanglah seorang lelaki yang berada dimasa transisi, yang hidup diatara masa remaja dan menuju dewasa untuk kemapanan hidupnya. Hari itu dia baru menginjak usia yang ke-19 tahun dan berharap dia menemukan cinta terakhirnya. Memang benar kata orang bijak bahwa “jatuh cinta itu cukup dengan satu detik, tapi seumur hidup untuk meyakinkannya”. Tak berpikir panjang Husein pun langsung menghampiri gadis berkrudung merah tersebut dengan seribu takut dan rasa malu yang menjulang tinggi. Tapi tiba-tiba  “ Ka Husein, mau kemana? Tanya seorang andika pramuka kelas 6 SD, karena hari itu kebetulan Husein berada dalam acara perkemahan Sabtu-Minggu atau sering disebut dengan PERSAMI. Dengan gugup Husein pun menjawab pertanyaan andikanya itu. ...

7 Menara Dunia

7 Menara Dunia Ini kisah tentang perjalanan hidup 7 orang Remaja yang mempunyai cita-cita untuk menjejaki benua eropa dan amerika, mereka 7 sekawan yang hidup di sekolah berstatus swasta yaitu MA RAUDLATUL IRFAN yang berlandaskan Agama, mereka berasal dari daerah yang berbeda, yah sebut saja Bojun dia berasal dari kampung terpencil di daerah tangerang yaitu Kebon Pala, dan teman satu kampungnya deden, sosok Ilham seorang remaja dari Nagreg yang selalu melekat peci hitam di kepalanya. Tak lupa teman perempuannya bojun, yang kental dengan agamanya karena mereka berdua lulusan Pesantren Gontor yaitu Zahra dan Santi yang berasal dari tanah Pondok Jengkol, serta Acul dan Dakong meski kata orang mereka berdua bragajulan tapi jangan tanya masalah cita-cita, mereka berdua ingin menjejaki kaki mereka di tanah Paris Prancis. Teng-teng-teng bunyi bel istirah pun tiba, mereka bertemu di taman sekolah seperti biasa Bojun            ...