Pejuang Cinta
Deg, deg, deg, terasa cepat detak jantung Husein saat melihat gadis berkrudung merah tersenyum simpuh kepadanya, dalam hati iya bertanya-tanya “siapakah gadis yang mungil dan manis ini” sambil tersenyum disertai tanda tanya. Husein memanglah seorang lelaki yang berada dimasa transisi, yang hidup diatara masa remaja dan menuju dewasa untuk kemapanan hidupnya. Hari itu dia baru menginjak usia yang ke-19 tahun dan berharap dia menemukan cinta terakhirnya. Memang benar kata orang bijak bahwa “jatuh cinta itu cukup dengan satu detik, tapi seumur hidup untuk meyakinkannya”. Tak berpikir panjang Husein pun langsung menghampiri gadis berkrudung merah tersebut dengan seribu takut dan rasa malu yang menjulang tinggi. Tapi tiba-tiba
“ Ka Husein, mau kemana? Tanya seorang andika pramuka kelas 6 SD, karena hari itu kebetulan Husein berada dalam acara perkemahan Sabtu-Minggu atau sering disebut dengan PERSAMI. Dengan gugup Husein pun menjawab pertanyaan andikanya itu.
“A..A.. Anu Eh… Doni, ini kaka mau ke kantor… mau mencarger HP, ko kamu gak di tenda si Don?” jawab Husein dengan gugup, karena takut muridnya tahu dia mau berkenalan dengan sang gadis.
“Oh… mau ke kantor… iya ka, nanti aku mau pipis dulu hehe” jawab Doni dengan polos
Doni pun pergi meninggalkannya, dan Husein pun melanjutkan niatnya untuk menghampiri gadis berkrudung merah tersebut dan berharap dia bisa diterima dengan baik dan mendapatkan hatinya. Semkain mendekat hati Husein semakin berdetak kencang, deg, deg, deg seperti genderang mau perang. Dengan sedikit memaksa keberanian dia pun memulainya dengan bertanya cargeran.
“De, ada tempat yang kosong gak, buat carger Hp disitu?” tanya Husein
“Oh, iya ada Ka.” Jawab gadis tersebut dengan singkat tanpa senyuman, dengan santai Husein pun langsung menyolokan cargerannya dan lanjut bertanya.
“Oh iya De, kayanya Kaka baru liat kamu deh, terus ko kamu mirip sama teh Lala si? Tanya Husein mencoba menyamankan suasana.
“Aku kan adiknya teh Lala ka, emang iya ya kaka baru lihat?”
“Oh… pantesan mirip banget…, kan baru ketemu… ya baru lihat lah De..., Oh ya kalau boleh tau nama ade siapa, hehe biar enak ngbrolnya.” Tanya Husein sambil senyum-senyum.
“Nama Aku Salsa ka, kalau Kaka sendiri siapa?”,
“Nama Kaka Husein” sambil bersalaman dan senyum-senyum sendiri.
Dari perkenalan itulah akhirnya Husein dan Salsa terus berkomunikasi dalam dunia maya, tanpa bertatap muka. Husein yang sudah beberapa bulan putus dan mempunyai gelar jomblo terus berusaha mengambil hatinya Salsa, namun ketika mengetahui sang gadis tersebut mempunyai kekasih, kecewalah hati Husein. Karena dalam kamus hidupnya dia selalu memegang teguh prinsip “Tidak akan pernah menggunggu pacar orang,meskipun dia cinta mati”. Akhirnya dengan berat hati Husein pun mulai menjauh dari gadis pujaannya itu. Tak lama Husein mendengar kabar bahwa gadis pujaannya itu sudah putus dengan kekasihnya, kembalilah Husein dengan semangat untuk mengisi kekosongan hatinya Salsa. Tapi… dengan keraguan yang membubuhi hati Husein. Karena terlalu tak percaya diri, dia pun selalu beranggapan bahwa Salsa tak mungkin menerimanya karena dia tak tampan rupawan seperti mantan-mantanya. Di tambah dengan balasan pesan singkat yang agak acuh, singkat dan padat yang diterima oleh Husein. Semakin pesimislah tekad Husein untuk mendapatkan Salsa si gadis manis berkrudung merah tersebut.
Akhirnya dengan berat hati, Husein memutuskan untuk tidak menggangu Salsa lagi dan memilih untuk pergi dan mencari perempuan yang benar-benar mencintainya. Bulan demi bulan Husein lewati sendiri dan memfokuskan diri pada kuliahnya, mencoba melupakan wanita pujaan sampai satu tahun lamanya. Bulan Mei tahun 2013 ini, Husein sudah sampai pertengahan semester III dalam kuliahnya, yang mengambil Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Swasta. Dan pada minggu pertama di bulan Mei ini tepatanya pada tanggal 4 Husein terbaring lemah tak berdaya dan mengalami koma selama lima hari lamanya akibat kecelakaan ketika hendak berangkat kuliah pada sore hari. Dari peristiwa tersebut Husein diharuskan dioprasi besar dan dirawat inap selama 11 hari lamanya.
Ketika Husein terbaring lemah, ternyata wanita ke-3 yang selalu menangis dan ada disampingnya setelah Ibu dan Kaka perempuanya, adalah mantanya sendiri yang sudah satu tahun lebih putus dengan Husein. Dia adalah Nadia mantan yang masih sangat menyayanginya. Hampir setiap hari dia ada disamping Husein, menyuapi, menghibur dan memasak makanan yang dia suka, sampai rela tidak tertidur untuk menamaninya di rumah sakit. Tak lama pulang dari rumah sakit Nadia pun masih setia membantu Ibunya Husein dan menghibur Husein yang masih terbaring lemah. Dan akhirnya Husein dan Nadia pun kembali menjalin hubungan karena Husein pikir inilah wanita yang dia cari selama ini.
Siang telah menjadi malam, sejuknya angin pantai berubah menjadi badai, gunung yang tenang meluap-luap mengeluarkan asap hitam dan larva, mata yang indah memerah berderai air mata, begitulah keadaan Nadia saat terdengar kata PUTUS dari mulut Husein. Nadia yang bersungguh-sungguh dan berniat tidak akan meninggalkan Husein, kini dia menangis tak berkesudahan, hatinya sakit terasa diriris oleh sembilu. Dalam hati Nadia bertanya-tanya “Ya Allah… kenapa seperti ini, kenapa…? Memang jika terhitung hubungan Husein dan Nadia ini mengalami tragedi putus nyambung sebanyak 31 kali. Tapi baru kali inilah Husein yang meminta balik dan dia pula yang memutuskannya. Hubungan terakhir yang mereka jalani ini ternyata cuma sampai empat bulan saja, tak bertahan lama dan penuh dengan ketidak harmonisan.
Husein yang beranggapan inilah perempuan pilihan terbaik dia, ternyata jauh melenceng dari perkiraannya karena dia tak memperoleh kenyamanan dengan Nadia. Di samping anggapan seperti itu Husein pun mengetahui bahwa gadis berkrudung merah “Salsa” ternyata menyukai Husein yang waktu itu sudah menjalin hubungan dengan Nadia. Akhirnya Husein pun mengambil keputusan untuk berpisah dengan Nadia dan kembali mendekati Salsa, tanpa memikirkan perasaan Nadia. Karena menurut teman dekatnya Salsa yang bernama Rini, bahwa Salsa sangat merasa kecewa dengan kembalinya Husein dan Nadia menjalin hubungan. Sebab waktu itu Salsa sudah mulai menyayangi Husein, bahkan benar-benar mencintainya.
Akan tetapi nasi sudah menjadi bubur, ketika Husein mendekati Salsa kembali, ternyata gadis berkrudung merah itu sudah merasa sangat kecewa kepada Husein. Salsa menganggap Husein sudah memberikan pengharapan palsu atau biasa disebut dengan PHP begitulah para remaja sekarang menyebutnya. Sungguh malang nasib Husein yang labil dan tak peka terhadap cinta yang sesungguhnya, yang satu dilepasnya, satunya lagi tak mau dengannya. Padahal pada awalnya Husein berpikir akan bisa menjalin hubungan dengan Salsa, tapi semua itu hanya mimpi belaka. Salsa yang jauh masih muda dengan Nadia, ternyata lebih menghormati keadaan dan perasaan yang dirasakan oleh mantan Husein yang diputuskannya ini. Karena Salsa berpikir mereka sama-sama perempuan maka dia pun harus menghargai dan menghormati apa yang dirasakan oleh Nadia.
Hari semakin sore, sabit merah pun menggantung pada awan merah, tapi Husein masih termenung sepi, seraya meratapi penyesalan yang telah dia lakukan. Husein pun tak tau arah, bagai rakit tak berdayung di tengah samudera luas. Tak terasa Husein yang terkenal riang dan tak mengenal kata galau, hatinya tergores dan meneteskan air mata hingga tercucuran membasahi bantal di kamar tidurnya. Dia menangis bukan karena ditolak tapi karena penyesalan telah menyakiti hati perempuan. Dalam benak Husein selalu terpikirkan “bagaimana jika ibuku yang disakiti, kaka perempuanku”. Karena itulah Husein tak terhenti meratapi itu semua.
Husein adalah remaja labil yang ingin mencapai kedewasaan di usia 20 Tahun, akan tetapi kelabilannya semakin meningkat bukan berkurang, terutama dalam hal percintaan. Seketika husein terjatuh, dia mempunyai kebiasan baru yang berbeda dengan laki-laki lain. Husein selalu mencurahkan isi hantinya ke dalam buku dan membaca buku-buku motivator kehidupan. Dengan begitu Husein salah satu remaja transisi yang gampang move on dan move up dibandingkan remaja-remaja se-usianya. Dalam kamus kehidupanya ada beberapa prinsip yang dia terapkan diantaranya “Cukup satu” “Jika single dekat dengan semua orang” “Pantang ganggu pacar orang lain dan “Jika patah hati, ya obatnya jatuh cinta lagi”. Namun dari ke-4 prinsip itu ternyata ada dua yang ditentang oleh para perempuan yaitu “Jika single dekat dengan semua orang dan Jika patah hati, ya jatuh cinta lagi”.
Waktu semakin berlalu, seperti biasa Husein pun tak mau berlarut dalam kesediahan. Dia kembali berdiri dan memutuskan untuk tidak masuk ke dalam dunia percintaan di awal usianya yang baru menginjak 20 tahun pada tanggal 11 Agustus kemarin. Dia mencoba berperang dan menikmati hidupnya dengan membaca dan menulis puisi, cerpen bahkan novel. Husein lebih berkonsentrasi dengan aktivitas kuliah dan organisasi-organisasi yang diikutinya, karena kata orang bijak “Jika kita terjatuh, maka indahkanlah kehidupan kita”. lupalah untuk sesaat Husein si pejuang cinta akan dunia percintaan. Bulan demi bulan telah terlewati, hingga sampailah di Tahun ajaran baru. Husein pun masuk di semester IV dengan IPK yang memuaskan karena telah melupakan kata CINTA.
Seeeeeeeeeeerrrrrr tiba-tiba hati Husein meringis, matapun terpana kendati melihat senyuman perempuan yang tertuju kepadanya. Kembalilah Husein jatuh cinta oleh pandangan pertama. Dalam hati Husein berkata “Aduhhaaaai manisnya prempuan ini… andai dia menyukaiku, pasti akan aku jadikan kekasih terakhir dalam hidupku”. Mulailah dia menyusun rencana dan mencoba untuk mendapatkan nomor hand phonya. Akhirnya dengan susah payah Husein pun mendapatkannya dari social media facebook. Mulailah dia melakukan pendekatan dan direspon baik oleh perempuan manis yang bernama Nurul tersebut. Tiga minggu Husein melakukan pendekatan dan dia pikir inilah waktu yang tepat untuk menyatakan cinta. Di malam minggu ini Husein mencoba memberanikan diri walaupun hanya lewat telepon genggam untuk menyatakan cinta. Seperti biasa Husein awali dengan salam dan bertnya kabar agar suasanamenjadi nyaman.
“Mmmmm… kaka mau ngomong sesuatu nih sama Nurul, boleh gak?” tanya Husein
“Oh.. iya ka, mau ngomong apa?” Jawab Nurul sedikit curiga dan penasaran,
“Jujur dari pertama lihat Nurul, kaka udah suka sama kamu. Nurul mau gak jadi pacar
Kaka?” dengan bedebar-debar Husein mencoba menguasai suasana dan penuh harapan cintanya akan diterima oleh Nurul si gadis manis tersebut.
“Maaf ka, bukannya aku gak suka sama kaka, atau nolak kaka. Tapi jujur aku udah punya pacar ka… maaf ka ya…..” jawab Nurul dengan santai tapi sakit dalam hati Husein.
“Oh… kamu udah punya paca, ko gak bilang si kalau udah punya pacar sama kaka.” Jawab Husein dengan rasa kecewa yang mendalam dalam hatinya.
“Kan kaka gak nanya sama Nurul…” jawab Nurul dengan singkat. Seketika itu juga perckapan antara Husein dan Nurul langsung ditutup olehnya dengan ucapan salam dan terimakasih. Husein yang berharap malam ini berbuah madu, malah menjadi racun bagi dirinya. Husein yang merindukan seorang kekasih hanya bisa berkata “Ya Allah kenapa ini terjadi lagi, ditolak lagi dan lagi, apa salahku… memang aku tak tampan rupawan, apakah aku terlalu kepedean yang mengganggap dia suka sama diriku ini.” Kembalilah bantal kamarnya dibasahi oleh cucuran air mata Husein. Memang setangguh-tangguhnya lelaki jika bicara masalah cinta pasti menagis jua.
Satu bulan telah terlewati oleh Husein dengan hari-hari yang sepi tanpa cinta. Karena tak mau mengganggu pacar orang lain, Husein pun kembali move on. Bisa dikatakan ini adalah kesalahan patal karena Husein menyukai teman sekolahnya Nurul yang bernama Ika. Namun belum sempat mengatakan cinta. Husein kembali menyerah karena ketika mereka berbincang Ika selalu membicarakan masalah mantanya dan sepertinya masih berharap bisa kembali. Tak lama setelah itu Husein pun mendengar kabar bahwa Nurul sudah putus dari kekasihnya. Dalam hati Husein berkata “Ini saatnya aku kembali dan mengisi hatinya Nurul” namun Husein kembali kecewa. Karena Nurul beranggapan bahwa Kembalinya Husein kepadanya hanya sebatas pelampiasan semata. Husein pun hanya bisa meratapi ini semua dengan penyesalan karena labilnya pejuang cinta ini tanpa keteguhan hati. Dalam kesendiriannya Husein merenung “Ini semua kesalahanku yang tak pernah percaya diri, gampang suka sama perempuan lain, akibatnya aku menjadi labil seperti ini dan tak pernah diterima oleh wanita pujaanku. Ya Allah aku berjanji tidak akan sperti ini lagi jika ada yang mencintai maka dialah yang akan menjadi kekasih terakhirku kelak”.
Selepas shalat subuh, Husein yang masih bersarung putih duduk santai di teras rumah sambil merenung akan doanya yang selalu dipanjatkan setiap habis shalat lima waktu, “Ya Allah jauhkanlah hamba dari segala musibah, marabahaya yang mengancam dan kemaksiatan”. Husein berpikir “apakah ini jawaban dan Allah telah mengabulkannya. Kalau kata Ustadz “pacaran itu tidak dibolehkan karena mengandung kemaksiatan”, apakah ini sebabnya aku tak diperbolehkan oleh Allah untuk berpacaran. Sesungguhnya Allah tahu yang terbaik buat hambanya, sekarang aku akan mengindahkan kehidupanku dan mencintai orang-orang yang menyayangiku serta mengabaikan orang telah mengabaikanku”.
Di penghujung usianya yang ke-20 tahun ini. Husein ingin memperbaiki semuanya dan berjanji tidak akan seperti ini lagi ketika menginjak umur ke 21 nanti pada tanggal 11 Agustus mendatang. Dalam hati Husein berkata “Yang lalu biarlah berlalu, yang pasti masa depanku masih suci, maka akan aku indahkan masa depanku, AKU BISA.
The End (Didit Maulana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar