Senin, 30 September 2013


MAKALAH LINGUISTIK UMUM






Disusun oleh :



Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan
Prodi : Bahasa dan Sastra Indonesia
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
Jl.Perintis Kemerdekaan 1/33 Cikokol – Kota tangerang,Telp. (021) 553 9532
Tahun 2012/2013

BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari manusia di identikan dengan manusia yang tidak lepas dari kebutuhan untuk saling berkomunikasi dengan lingkungan disekitarnya.Hal ini merupakan kodrati yang harfiah yang memang telah mendasar pada sifat manusia yang selalu membutuhkan satu dengan yang lainnya.
Dalam berinteraksi dan berkomunikasi tentunya kita Sering Sekali menggunakan Bahasa sebagai media dalam bentuk berkomunikasi kepada khalayak banyak untuk menuangkan sebuah gagasn dan ide-ide kita yang ingin disampaikan.Tentunya sebagai pelaku komunikasi tentunya didalam bahasa harusnya kita paham masalah bentuk tata bahasa yang harus diperhatikan baik secara strukturnya atau mungkin masalah bidang kajian yang terkandung didalamnya.Tentunya Hal ini berkaitan sekali dengan ilmu Morfologi. Morfologi dipakai oleh berbagai cabang ilmu. Secara harafiah, morfologi berarti 'pengetahuan tentang bentuk' (morphos). Berikut beberapa ilmu yang menggunakan nama morfologi:
1. Morfologi (linguistik), ilmu tentang morfem-morfem dalam bahasa.
2. Morfologi (biologi), ilmu tentang bentuk organisme, terutama hewan dan tumbuhan dan mencakup bagian-bagiannya.
3. Geomorfologi, ilmu tentang batuan dan bentuk luar bumi.
Tentunya dalam makalah ini akan kita bahas masalah Morfologi ditinjau dari
segi linguistik.


BAB II
PEMBAHASAN
A.ARTI DAN FUNGSI
Morfologi ialah bidang ilmu bahasa yang mengkaji struktur, bentuk dan penggolongan kata. Dengan struktur kata dimaksudkan susunan bentuk bunyi ujaran atau lambang (tulisan) yang menjadi unit bahasa yang bermakna. Bentuk kata pula ialah rupa unit tatabahasa, dalam berbentuk tunggal atau hasil daripada proses pengimbuhan, pemajemukan dan penggandaan. Penggolongan kata ialah proses menjeniskan perkataan berdasarkan keserupaan bentuk dan/atau fungsi dengan anggota lain dalam golongan yang sama. Morfologi bahasa Indonesia ialah bidang yang mengkaji struktur, bentuk dan penggolongan kata dalam bahasa Indonesia
Disamping itu coba kita ambil masalah kata lari banyak sekali terdapat kompenen perubahan–perubahan bentuk seperti lari–lari, berlari, lari kecil dan lain sebagainya.Tentunya dari data diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa dari kata-kata tersebut diatas dapat kita kita kemukakan bahwa kata dalam bahasa Indonesia mempunyai berbagai macam bentuk.
Perubahan-perubahan kata menyebabkan adanya perubahan golongan dan arti kata.Golongan kata lari tentunya tidak sama dengan golongan kata berlari. Kata lari bermakna nominal sedangkan kata berlari tergolong verbal.Perbedaan golongan dan arti kata-kata tersebut tidak lain disebabkan oleh perubahan bentuk kata. Maka dari itu disamping menyelidiki seluk beluk kata Morfologi juga menyelidiki kemungkinan adanya perubahan golongan dan arti kata yang timbul sebagai akibat perubahan kata.



MORFEM
Unit-unit tatabahasa yang menjadi unsur perkataan disebut morfem. Morfem ialah unit yang terkecil dalam bahasa yang berfungsi gramatis atau yang menjalankan tugas kompleksnya. Pengidenifikasian morfem bahasacukup rumit karena secara fonologis banyak morfem yang mengucapkan singkat dan berkonstruksi dengan morfem lain sehingga dua morfem kadan-kadang terucap seperti satu morfem Perkataan ialah bentuk bahasa yang terkecil juga, tetapi mengandungi makna yang lengkap dan dapat berdiri sendiri dalam ayat. Berikut ini merupakan sederetan bentuk yang menghasilkan paradigma:
Contoh :
Rumah di : di rumah
Tangan di : di tangan
Bentuk ngu dan u yang memiliki makna yang sama yaitu ‘itu’ dapat dinyatakan sebagai alomorf dari sebuah fonem.Penghilangan bentuk itu merupakan gejala fonologis, sebagai suatu sistem yang berlaku pada pronomina. Bentuk ‘ini’ adalah almorf dari sebuah morfem.
Morfem ‘itu’ dan ‘ini’ bervariasi karena perubahan susunan fonemnya.Variasi morfem ditempat lain terjadi karena perbedaan distribusinya yang menyebabkan terjadi perubahan makna.Maka dtetapkan sebagi morfem yang berbeda atau hanya sebagai alomorf saja.
Jenis-jenis Morfem ada 3 yaitu:
1. Morfem bebas : Morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai sebuah kata.
2.Morfem terikat : Morfem yang tidak dapat berdiri sendiri,selalu terikat dengan morfem lain.
3.Morfem : Morfem yang terikat pada bentuk atau muncul dalam satu kalimat.

Dari jenis morfem diatas Morfem boleh bersifat bebas atau terikat. Morfem bebas ialah morfem yang dapat wujud bersendirian. Sebaliknya, morfem terikat ialah morfem yang hanya wujud bersama-sama morfem lain. Sebagai contoh, perkataan sekolah dan laut ialah morfem-morfem bebas, tetapi imbuhan ber- dalam bersekolah dan –an dalam lautan ialah morfem-morfem terikat, oleh sebab unit-unit itu tidak boleh wujud tanpa kata dasar.
Cara menghitung morfem secara umum ditinjau oleh Sesuatu perkataan itu dan dibentuk daripada satu morfem atau lebih. Perkataan ajar, misalnya, terdiri daripada satu morfem, tetapi perkataan mengajar pula mengandungi dua morfem, iaitu meng- dan ajar. Ada perkataan yang mengandungi lebih daripada dua morfem.namun selain itu morfem juga dapat dihitung berdasarkan jenis morfem itu sendiri.
A. Morfem bebas dihitung satu buah :
Contoh : Ibu ingin makan roti -> 4MB
B. Morfem terikat
1.Afiks yang terdiri dari (prefiks, infiks, kombinasi afiks) dihitung normal sesuai dengan wujud atau jumlah
Contoh : ber-, -er, -i, me-kan, memper-
2.Afiks yang berupa konfiks meskipun wujudnya dua buah dihitung satu morfem
Contoh : pe-an, ke-an, per-an, ke-kan, per-kan, per-i, ber-an, (saling banyak morfem)
a. Ber-an : Sebagai konfiks, dianggap sebai satu morfem
b. sebagai kombinasi afiks, dianggap dua morfem denga catatan ber- artinya mempunyai/memakai.

3.Kata tugas (kata depan dan kata hubungan) yang berfungsi sebagai morfem terikat sintaksis.
Contoh : di, ke, p (ada, akan, dengan, kacau, jik)
MORFEM FONEMIK
Adalah Ilmu yang menelaah morfofonem/morfonem yaitu telaah umum mengenai bidang kebersamaan antara bunyi dan bentuk kata.
Pada dasarnya proses perubahan fonem ada dua hal yang perlu mendapat perhatian. Yaitu,
a. Perubahan Fonem /N/
Fonem /N/ pada morfem meN- dan morfem peN- berubah menjadi fonem /m/ kalau dasar kata yang mengikutinya berawal dengan /b, f, p/, misalnya:
MeN- + pakai = Memakai
PeN- + pasang = Pemasang
MeN- + Foto = Memfoto
b. Fonem /r/
Pada morfem (ber) dan morfem (per) berubah menjadi fonem (l) sebagai akibat bertemunya morfem tersebut dengan dasar kata yang berupa morfem (ajar). Contoh : Ber + ajar = Belajar, Per- + ajar = pelajar




Berbicara masalah proses penambahan fonem biasanya terjadi pada dasar kata yang bersuku satu atau bersuku tunggal.Hal ini pun sangat terbatas dan terjadi sebagai akibat pertemuan dasar kata yang bersuku tunggal .Hal inipun sangat terbatas danh terjadi sebagai akibat pertemuan dasar kata yang bersuku tunggal itu dengan morfem /meN-/ dan morfem /peN-/ .sehingga menjadi /meng-/ dan /peng-/.Misalkan,
MeN- + bom = Mengebom
PeN- + bom = Pengebom

Selain itu didalam ulasan ini juga akan membahas masalah kaidah dari Morfofonemik itu sendiri. Yang terpenting adalah :
a.Kaidah Morfofonemik meN-
Kaidah I : meN- meM-
Contoh : MeN- + bahagiakan = Membahagiakan
Kaidah 2 : meN- men-
Contoh : meN- + dahulukan = Mendahulukan
Kaidah 3 : meN- Meny-
Contoh : meN- + Sewa = Menyewa
Kaidah 4 : meN- meng-
Contoh : meN- + Guntur = Mengguntur
Kaidah 5 : meN- me-
Contoh : meN- + lihat = melihat
Kaidah 6 : meN- menge-
Contoh : meN- + bom = Mengebom
b.Kaidah Morfofonemik (peN-)
Kaidah 1 : peN- pem-
Contoh : peN- + bantu = Pembantu
Kaidah 2 : peN- pen-
Contoh : peN- + tari = Penari
Kaidah 3 : peN- peny-
Contoh : peN- + salin = Penyalin
Kaidah 4 : peN- peng-
Contoh : peN- + gerek = Penggerek
Kaidah 5 : peN- pe-
Contoh : peN- + lupa = Pelupa
Kaidah 6 : peN- penge-
Contoh : peN- + bom = Pengebom
c.Kaidah Morfofonemik (ber-)
Kaidah 1 : ber- be-
Contoh : ber- + anak = Beranak
Kaidah 2 : ber- ber-
Contoh : ber- + istri = Beristri
Kaidah 3 : ber- bel-
Contoh : ber- + alang = Belalang
d.Kaidah Morfofonemik (per-)
Kaidah 1 : per- pe-
Contoh : ber- + racun = Peracun
Kaidah 2 : per- pel-
Contoh : per- + ajar = Pelajar
Kaidah 3 : per- per-
Contoh : per- + cantik = Percantik
d.Kaidah Morfofonemik (ter-)
Kaidah 1 : ter- te-
Contoh : ter- + rasa = Terasa
Kaidah 2 : ter- ter-
Contoh : ter- + angkat = Terangkat

JENIS KATA
Ada banyak Jenis kata antara lain sebagai berikut :
1. Kata Benda : (Nominal)
Ciri : Beberapa, banyak
Contoh : Beberapa Meja
2. Kata Kerja : (Verbal)
Ciri : Segera, Tidak, akan
Contoh : Segera makan, akan tidur
3. Kata Sifat : (adjectival)
Ciri : Paling, sifat
Contoh : Paling kaya
4. Kata Keterangan : (Adverbial)
Ciri : Amat, sangat, agak
Contoh : Sangat Memuaskan
5. Kata Hubung antar kalimat
Contoh : Jadi, ….
Oleh sebab itu, …
6. Kata Hubung (sebagai anak kalimat/ intra kalimat)
Contoh :
sebab : Karena,menyatakan hubungan sebab
Kalau : Jika, bila, menyatakan hubungan syarat
7. Preposisi / kata depan
a. Daripada menyatakan perbandingan
Contoh : Dina lebih cantik daripada Siska
b. Dari menyatakan : 1.Tempat : Dia datang dari Bandung
2.Asal : Tape dibuat dari ubi
8. -Nya
a. Sebagai bentuk kata benda : Manis-manisnya
b. Objek langsung : Dia mencintainya
c. Objek tak langsung : Bagi teman-temanya,
Anton anak yang rajin

REDUPLIKASI
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Reduplikasi atau kata ulang adalah sebuah fenomena linguistik di mana kata atau unsur kata diulangi. Contohnya misalkan "anjing-anjing", "lelaki", "sayur-mayur" dan sebagainya.
Dalam bahasa Indonesia dikenal reduplikasi utama berikut:
1. reduplikasi fonologis - pengulangan fonem tanpa terlalu banyak mengubah arti dasar
2.reduplikasi morfologis - pengulangan morfem, misalnya: papa, mama
3.reduplikasi sintaksis - pengulangan morfem yang menghasilkan klausa, contoh "malam-malam pekerjaan itu dikerjakannya", artinya "walau sudah malam hari, pekerjaan itu tetap dikerjakannya"
4.reduplikasi gramatikal - pengulangan fungsional dari bentuk dasar yang meliputi reduplikasi morfologis dan sintaksis
5.reduplikasi idiomatis - atau 'kata ulang semu', adalah pengulangan kata dasar yang menghasilkan kata baru, contoh "mata-mata" artinya agen rahasia. Lihat pula: Kata Indonesia yang selalu dalam bentuk terulang

6.reduplikasi non-idiomatis - pengulangan kata dasar yang tidak mengubah makna dasar, contoh "kucing-kucing"
Dalam makalah ini tentunya kita akan membahas masalah reduplikasi Morfologi
(Bentuk kata).Ada beberapa Jenis kata ulang / Reduplikasi itu sendiri.Yaitu,
1. Kata Ulang Seluruh / Murni
Contoh : Mobil-mobil, anak-anak
2. Kata Ulang Berimbuhan
Contoh : Soal-soalnya, Buah-buahan
3. Kata Ulang berubah bunyi / Duilingga salinsuara
Contoh : Belajar-mengajar, w arna- wari, lauk-pauk.
4. Kata Ulang Suku depan / dwipurwa
Contoh : Pepohonan, lelaki, jejaka, papaya
5. Kata Ulang Semu / Tidak sebenarnya
Contoh : Kura-kura, Cumi-cumi, Gado-gado
Selain mempelajari masalah Jenis Reduplikasi tentunya kita juga akan
membahas masalah makna dari kata ulang itu sendiri yakni:



1. Menyatakan Banyak
Contoh : Meja-meja, Manusia-manusia
2. Menyerupai
Contoh : Kekanak-kanakan, Kemerah-merahan.
3. Agak Melemahkan
Contoh : Pening-pening, Pusing-pusing
4. Serba / Seragam
Contoh : Putih-putih
5. Berbalasan / resiprok
Contoh : Bersalam-salaman
6. Mengeraskan arti / Intensitas
a. Intensitas Kuantitatif :
Contoh : Dosen-dosen, siswa-siswa
b. Intensintas Kualitatif
Contoh : Cantik-cantik, benar-benar
c. Intensitas Frekuentif
Contoh : Menoda-nodai, Memeluk-meluk, Memikul-mikul
d. Intensitas Variatif
Contoh : Pepohonan, tetumbuhan












C.KESIMPULAN
proses pembentukan kata dalam sesuatu bahasa ialah proses penyusunan morfem menurut peraturan sistem morfologi bahasa itu. Dalam kebanyakan bahasa proses pembetukan perkataan melibatkan pengimbuhan.


















D.DAFTAR PUSTAKA
http://www.cbbermq.com

Kurnia. 2008 .Diktat Mata Kuliah Linguistik Umum. Palembang: FKIP-PGRI

Tarigan; Henry Guntur. 1985 . Pengajaran Morfologi . Bandung: Angkasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar