Jumat, 21 Maret 2014

Tergusurnya Bahasa Sunda di Provinsi Banten

Tergusurnya Bahasa Sunda di Provinsi Banten
Perkembangan bahasa Indonesia di Provinsi Banten, dapat dikatakan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Ini dapat dibuktikan dengan cara berkomunikasinya masyarakat di usia Dini sampai Remaja bahkan usia Dewasa, dalam pergaulan sehari-hari.
Meihat cara berkomunikasi masyarakat Banten, secara tidak disadari, mereka telah melupakan bahasa ibunya sendiri, yaitu bahasa sunda. Memang benar kita selaku warga Negara Indonesia diwajibkan tahu dan mengerti bahasa indonesia, akan tetapi  jangan sampai kita melupakan bahasa daerah kita. Karena banyak kita jumpai pada usia dini dan remaja, tidak mengetahui dan  mengerti bahasa sunda, yang menjadi bahasa daerah di Provinsi Banten.
Tergusurnya bahasa sunda di Provinsi Banten, disebabkan globalisasi yang tidak dapat kita hindari lagi, sehingga masyarakat beranggapan kuno, kampungan, dan tua untuk digunakan dalam proses berkomunikasi dan berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.
Bahasa sunda awalnya masuk dalam mata pelajaran di Sekolah Dasar, akan tetapi seiring kamajuan zaman, lambat laun di hilangkan begitu saja, karena masyarakat beranggapan kurang pentingnya untuk kehidupan anak-anak mereka di masa depan. Padahal bahasa sunda adalah bahasa yang kaya dalam kosa-kata misalnya untuk kata “MAKAN“ dalam bahasa idonesia, ini berlaku untuk semua kalangan dari anak-anak sampai orang tua menggunakan kata “MAKAN”. Akan tetapi dalam bahasa sunda ada tempatnya masing-masing sesuai tingkatannya, misalkan “ TUANG, DAHAR, CANDAK, LEBOK, NYATU, DA’ANG, JAJABLOG”. Itu semua mengandung arti yang sama. Jelas terlihat 1:7 antara kosa-kata bahasa Indonesia dan bahasa sunda.

Mengingat semakin tergusurnya bahasa Sunda di Provinsi Banten, kita selaku calon guru bahasa indonesia, harus memperhatikan hal itu, bagaimana caranya bahasa Indonesia dan bahasa Daerah  sama-sama berkembang. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar