Tergusurnya
Bahasa Sunda di Provinsi Banten
Perkembangan
bahasa Indonesia di Provinsi Banten, dapat dikatakan mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Ini dapat dibuktikan dengan cara berkomunikasinya masyarakat di
usia Dini sampai Remaja bahkan usia Dewasa, dalam pergaulan sehari-hari.
Meihat
cara berkomunikasi masyarakat Banten, secara tidak disadari, mereka telah
melupakan bahasa ibunya sendiri, yaitu bahasa sunda. Memang benar kita selaku
warga Negara Indonesia diwajibkan tahu dan mengerti bahasa indonesia, akan
tetapi jangan sampai kita melupakan
bahasa daerah kita. Karena banyak kita jumpai pada usia dini dan remaja, tidak
mengetahui dan mengerti bahasa sunda,
yang menjadi bahasa daerah di Provinsi Banten.
Tergusurnya
bahasa sunda di Provinsi Banten, disebabkan globalisasi yang tidak dapat kita
hindari lagi, sehingga masyarakat beranggapan kuno, kampungan, dan tua untuk
digunakan dalam proses berkomunikasi dan berinteraksi dalam kehidupan
sehari-hari.
Bahasa
sunda awalnya masuk dalam mata pelajaran di Sekolah Dasar, akan tetapi seiring
kamajuan zaman, lambat laun di hilangkan begitu saja, karena masyarakat
beranggapan kurang pentingnya untuk kehidupan anak-anak mereka di masa depan.
Padahal bahasa sunda adalah bahasa yang kaya dalam kosa-kata misalnya untuk
kata “MAKAN“ dalam bahasa idonesia,
ini berlaku untuk semua kalangan dari anak-anak sampai orang tua menggunakan
kata “MAKAN”. Akan tetapi dalam
bahasa sunda ada tempatnya masing-masing sesuai tingkatannya, misalkan “ TUANG, DAHAR, CANDAK, LEBOK, NYATU,
DA’ANG, JAJABLOG”. Itu semua mengandung arti yang sama. Jelas terlihat 1:7
antara kosa-kata bahasa Indonesia dan bahasa sunda.
Mengingat
semakin tergusurnya bahasa Sunda di Provinsi Banten, kita selaku calon guru bahasa
indonesia, harus memperhatikan hal itu, bagaimana caranya bahasa Indonesia dan bahasa
Daerah sama-sama berkembang. Semoga
bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar