Bahasa
di internet merusak bahasa Indonesia
Perlu kita ketahui
bahwa bahasa di internet telah merusak bahasa Indonesia, kenapa demikian ini
disebabkan bebasnya dunia maya. Siapa pun dapat mengirimkan tulisannya kedalam
dunia internet, dari anak-anak sampai orang yang tidak berpendidikan pun
dapat mengirimkan tulisannya atau biasa
di sebut dengan ocehanya kedalam dunia maya. Perlu kita sadari bahwa di
Indonesia ini mayoritas peduduknya tidaklah mengetahui, penulisan yang benar,
dan biasanya bahasa SMS pun ikut masuk dalam penulisan di internet, karena
mereka tidaklah merasa ada yang mengawasi dan di salahkan. Padahal jika
kita melihat dunia luas jika penulisan
kita di copy oleh anak sekolah yang sedang membutuhkan, itu akan menjerumuskan
anak-anak kita ke jalan yang tidak benar. Melihat realita kehidupan mahasiswa
sendiri, yang biasa mengcopy faste bahan ajar untuk mata kuliahnya atau untuk
pembuatan makalah, biasanya tanpa di perhatikan terlebih dahulu, benar atau
tidak penulisannya.
Melihat kenyataan yang seperti
itu memanglah miris, ini penyebab ke tidaktahuan kita dalam penulisan yang
disandarkan pada EYD. Bahasa Indonesia dengan secepat kilat dapat di acak-acak
oleh oknum-oknum yang kurang bertanggung jawab atas tulisannya sendiri di
internet. Sekarang bagaimana kita memperbaiki bahasa internet yang sudah
terlanjur di terbitkan, tak mungkin jika kita mengomentari satu-satu
tulisan-tulisan di internet.
Merabahnya bahasa
internet, tak terasa semkain mengusur bahasa Indonesia yang baku, banyak
kalangan yang tidak mengetahui bahasa baku, tapi lebih menguasai bahasa prokem,
yang mereka anggap itu lebih keren dan gaul terutama di kalangan pelajar. ini
sangat membahayakan keutuhan bahasa Indonesia, padahal perlu kita ketahui bahwa
bahasa kita telah menjadi bahasa resmi negara-negara ASEAN, nah sekarang
internet adalah dunia maya yang bersifat bebas siapapun bisa melihat. Bagaimana
jika pihak lain ingin memepelajari bahasa Indonesia yang berasal dari internet,
padahal yang beredar di internet tidaklah baku dan tidak sesuai dengan EYD dan
KBBI. Ini akan memberikan pencitraan buruk untuk bangsa kita, kenapa demikian?
Karena mungkin saja pihak lain akan berpikir negative.
Nasi sudah menjadi
bubur, bagaimana caranya kita menikmati bubur itu supaya enak di lidah dan tidak
mengulangi kesalahan yang sama. Inilah tugas kita selaku penerus bangsa untuk
memperbaiki bangsa kita minimal dari segi bahasanya, apalagi kita adalah
mahasiswa di Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, yang sangat mempunyai andil
dalam memperbaiki tatacara berbahasa yang baik dan sesuai dengan EYD.
Pemuda adalah pemimpin
masa depan, kitalah yang akan menentukan maju dan mundurnya bangsa kita 10
tahun mendatang, untuk itu saya menghimbau dan mengajak teman-teman semua untuk
menyebarlauskan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik melalui internet
maupun nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar