Prabowo “Yes” Jokowi “No”
Dalam kehidupan politik di Indonesia ini, kita selaku masyarakatnya
harus bisa memajukan bangsa kita agar bisa bersaing di kancah Internasional dan
merebut kembali julukan Macan Asia yang diberikan oleh Negara-negara besar di
Dunia pada awal-awal Kemerdekaan. Perlu kita ketahui bahwa pada umumnya masyarakat
Indonesia benar-benar sudah merasa geram dengan semua kasus-kasus yang tidak
pernah kelar dan tak berhujung, kenapa demikian? Masyarakat kecilpun sebetulnya
jika ditanya seperti itu pasti bisa menjawab. Jangankan masyrakat kecil, anak
sekolahpun sudah sangat pintar untuk menjawab persoalan seperti ini. Jawabannya
sangat mudah “tidak adanya ketegasan hukum di Indonesia” satu kalimat yang
sangat singkat dan padat dan jelas maknanya. Jika kita lihat kebelakang banyak
kasus-kasus yang tidak tuntas di Negara Garuda ini, mungkin tidak aneh dan
sangat populer di telinga pembaca, karena kasus-kasus ini selalu disiarkan
dimedia cetak maupun televise. Contohnya kasus Munir, Gayus Tambunan,
Hambalang, Bank Indonesia, dan kasus-kasus Korupsi yang masih banyak lagi,
memang bisa kita akui bahwa kasus korupsi banyak yang tertangkap akan tetapi
hukuman yang diberikan tidak membuat sang pelaku jera dan yang lebih parah
kasus ini semakin bertambah setiap tahunnya. Bagaimana sang pelaku jera orang
hukumannya juga paling lama hanya lima tahun hukuman kurungan, itu pun
diberikan fasilitas yang sangat memadai seperti ada kulkas, televisi, radio,
DVD, dan perlengkapan tidur berkulitas Hotel Bintang Lima.
Beralih dari kasus-kasus korupsi
yang tidak ada ujungnya, penulis sendiri merasa sangat prihatin dengan keadaaan
kita sebagai bangsa yang sudah merdeka dan diakui oleh Negara-negara besar di
kancah Internasional. Kenapa penulis prihatin? Mari kita lihat pembangunan di
bumi pertiwi ini, siapakah yang lebih mengambil andil dalam proses
mengembangkan Indonesia ini? Dari semenjak diberlakukannya Ekonomi Global di
Indonesia pada Tahun 2009, semua perusahaan-perusahaan besar di Negara Garuda
ini diambil alih sahamnya oleh orang-orang pendatang seperti Negara Cina, Amerika,
Jepang, Belanda, jerman dan lain sebagianya, seperti perusahaan Tambang Emas di
Papua yang dikusasi oleh Orang Amerika Serikat. Kita salaku tuan rumah hanya
dijadikan budak semata, dalam arti, secara hukum kita sudah merdeka, akan
tetapi secara ekonomi kita masih dijajah oleh Negara-negara Asing.
Bila kita melihat semua realita ini,
memang sangat miris jika kita rasakan, akan tetapi kita janganlah duduk santai
dan merasa ini urusan orang atas dan pemerintah, kita juga selaku masyarakat,
harus campur tangan untuk merubah kehidupan
bangsa kita ini, Macan Asia harus mengaum kembali dan merebut hak-hak kita yang
sudah digenggam oleh orang-orang Asing yang menguasai hampir seluruh perusahaan
besar di Indonesia. Timbulah pertanyaan dalam benak kita semua, apa yang bisa
kita lakukan? Sedangakan kita ini hanya orang kecil yang tidak berdaya, hukum
di Negara ini bisa dibeli, kita tak punya cukup uang membeli hukum, hanya
orang-orang yang berduitlah yang bisa berkuasa. Inilah Indonesia semua bisa
dibeli bahkan hukum yang berkuasapun tak berdaya dengan uang. Ada apa ini
dengan hukum di Indonesia? Siapa yang bisa menjawab semua persoalan yang
semakin berlarut ini? Padahal para Pahlawan rela berkorban untuk kemerdekaan
Negara tercinta kita ini, kenapa ko para pemimpin malah seenaknya bertindak
pada hukum kenapa?
Dari pertanyaan-pertanyaan yang
timbul di masyarakat, sebetulnya inilah saatnya kita menjawab sendiri. Marilah kita
renungkan, kita akan dihadapi dengan dengan pemilihan Capres dan Cawapres
periode 2014-2019 kita perlu pemimpin yang tegas, berwibawa, dan tak gentar
dengan Negara-negara lain. Dari judul di atas “Prabowo “Yes” Jokowi “No”
maksudnya sangat jelas Prabowolah yang yang lebih pantas untuk menjadi sang
pemimpin Indonesia selanjutnya, kenapa demikian? Jika kita lihat dari
sejarahnya sang Proklamator Bapak Presiden pertama di Indonesia Ir.Soekarno
berlatar belakang TNI, pada masanya Indonesia sangatlah di segani oleh negara-negara
besar di Dunia, berlanjut dengan presiden ke-2 kita, Bapak Jendral Soeharto pada
masanya masyarakat merasa aman dan tentram di bawah kepemimpinannya walaupun
diakhiri dengan kudeta karena berbagai macam masalah, akan tetapi masalah
ketegasan tidak dapat kita ragukan lagi.
Sekarang waktunya kita memilih pemimpin yang benar-benar tegas,
jika kita melihat ketegasan antara Prabowo dengan Jokowi tentunya Prabowo lebih
tegas dan berwibawa, kenapa Prabowo bisa dikatakan lebih tegas ? ini jawabanya “Prabowo
berlatar belakang TNI, siapa yang meragukan ketegasan dan kedisiplinan dalam
TNI, tentu kita semua tahu dengan peraturan yang diterapkan Tentara Nasional
Indonesia, Prabowo sebagai ketua umum Ikatan Pencak Silat Indonesia, dalam
pencak silat semua dikemas dengan kedisiplinan dan ketegasan, pastinya seorang
ketua umum IPSI, Prabowo Subianto tidak dapat diragukan lagi ketegasannya oleh
kita semua. Berlawanan dengan sang sosok Jokowi yang berlatar belakang dari
sejana kehutanan, dan pengusaha mebel. Dari tampangnya saja sangat meragukan,
memang dia ini sering melaksanakan blusukan-blusukan akan tetapi langkah ini
banyak yang mencelanya karena tidak percaya kepada bawahannya sendiri. Kalau kata
Roma Irama “Sungguh Terlalu” perlu kita ketahui di belakang sosok Jokowi berdirilah
Ratu Magawati sang pelopor kontrak untuk para buruh di Indonesia. Untuk itu
marilah kita menjadi pemilih yang cerdas jangan mau dipimpin oleh sosok yang
bisa di kendalikan oleh orang lain, pilihlah pemimpin yang jelas ketegasannya. Dan
tidak bisa dikendalikan oleh orang lain bahkan tunduk dengan orang-orang asing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar