Merokok
Membunuh Mu !
Merokok Membunuh Mu, kalimat yang tak asing ini,
membuat penulis gereget dan ingin
rasanya membedah apa makna dari kalimat tersebut. Kalimat ini sering penulis
temukan di bungkus-bungkus rokok, baliho rokok, dan sepanduk rokok, pokoknya
yang bersangkutan dengan rokok. Kalimat rokok membnuh mu sudah lama ada dalam
pikiran penulis semenjak timbul slogan baru yang dikeluarkan iklan-iklan rokok
dalam media cetak. Kalimat yang satu ini merupakan sebuah slogan peringatan
yang ditunjukan untuk masyarakat, baik laki-laki, perempuan, remaja maupun
anak-anak. Kalimat “Merokok Membunuh Mu” jika penulis maknai secara kebahasaan
bahwa kata “rokok” tersebut mendapat imbuhan “me”. Dimana imbuhan “me” tersebut
memiliki makna “pelaku”. Jadi “merokok” penulis artikkan “orang yang menghisap
rokok”. Sedangkan kata “membunuh” memiliki makna “mematikan, menghilangkan”
yang berhubungan dengan nyawa. Jadi jika disatukan, makna dari kalimat “Merokok
Membunuh Mu” memiliki arti “orang yang menghisap rokok akan terbunuh atau
mati”.
Terlepas dari makna di atas, dalam benak penulis
masih banyak yang ingin rasanya terungkap dan terbaca oleh semua orang. Menurut
ilmu kesehatan, bahwa perokok pasif akan lebih berbahaya dibandingkan dengan
perokok aktif. Maksud dari perokok pasif disini, bukan berarti dia merokok
sambil duduk atau diam santai. Demikian juga dengan si perokok aktif bukan
maksud dia merokok sambil kerja atau berlari kesana-kesini. Maksud dari perokok
pasif di atas adalah orang yang bukan perokok tetapi dia berada dekat dengan
orang yang sedang merokok dan asapnya terhirup oleh dia si perokok pasif. Ini
akan jauh lebih berbahaya bagi kesehatan si perokok pasif. Nah timbullah satu
pertanyaan dalam hati penulis, berarti lebih baik kita merokok dong, jika lingkungan
kita sedang merokok semua?.
Rokok sangatlah gemari oleh masyarakat di Indonesia,
dari remaja sampai orangtua yang sudah hampir mencium bau tanah pun masih gemar
menghisap tembakau yang dibungkus oleh kertas tersebut terutama kaum laki-laki.
Pandangan para lelaki termasuk penulis, merokok adalah alat pergaulan untuk
mencairkan suasana. Biasanya dengan teman baru pun akan lebih cepat akrab
ketika kita membawa dan menghisapnya sambil ngobrol dan ditemani oleh secangkir
kopi. Jika sudah berkumpul dengan teman nongkrong, timbullah kalimat-kalimat
nyeleneh yang terlontar tentang pandangan merokok. Misalnya saja “merokok
membunuh mu” akan terjawab oleh kalimat guyonan “yang gak merokok juga bakal
mati ko, ya mendingan kita merokok, sama-sama mati”. Secara logis kalimat
tersebut tidaklah salah, benar nyatanya. Karena mati dan penyakit hanya Tuhan
yang menentukan. Tapi setidaknya mencagah itu lebih baik. Ancaman mati atau
penyakit bagi para perokok tidaklah membuat mereka takut apalagi sudah menjadi
pecandu berat, asam rasanya ketika belum menghisap gulungan tembakau kecil yang
dililit oleh kertas tersebut.
Merokok membunuh mu !, kalimat peringat ini selalu
terpampang di setiap warung-warung yang menjual rokok. Anehnya para perokok
sudah jelas-jelas diberitahu penyakit atau efeksamping dari menghisap rokok
yang semuanya berdampang negatif, tapi masih saja dibeli dan dihisap. Apakah
para perokok tidak bisa membaca? Nah loh termasuk penulis dong kalau begitu.
Dan timbul juga pertanyaan dalam pikiran penulis, kenapa disetiap bungkus rokok
ada kalimat peringatan berbahaya?. Dan kenapa masih diperjual-belikan dan
pabrik-pabrik rokok semakin bertambah?. Tiga pertanyaan penulis itu selalu
berputar-putar siang-malam menganai rokok ini, penulis menemukan jawabannya
sendiri dengan melihat dan memperhatikan keadaan sekitar termasuk keadaan
penulis sendiri.
Apakah
Perokok tidak bisa membaca?
Para perokok sejati bukanlah orang yang tidak
sekolah dan tidak bisa membaca. Para perokok ini sudah menjadi pecandu dan
merasa ada yang kurang ketika seharian tidak menghisap rokok. Apalagi ketika
sedang kumpul bareng teman, ngopi bareng, ngerjain tugas, nunggu jemputan,
sambil kerja, sesudah makan, bahkan ada yang mempunyai kebiasaan buang air
besar harus sambil merokok, katanya kalau tidak merokok gak asik dan masih
bayak lagi cara para perokok menikmati sebatang temabakaunya sampai habis. Perlu
kita ketahui para perokok itu banyak sekali di Indonesia, dari masyarakat bawah
sampai atas semua mengemari yang namanya rokok. Jika penulis presentasikan
mencapai 80% masyarakat Indonesia adalah perokok berat.
Kenapa
di setiap bungkus rokok ada kalimat peringatan berbahaya?
Disetiap bungkus rokok, pasti selalu kita temukan
kalimat-kalimat peringatan bahwa merokok menyebabkan berbagai penyakit seperti
“merokok membunuh mu, merokok sebabkan kanker tenggorokan, merokok sebabkan
impotensi, gangguan kehamilan dan janin, merokok berbahaya bagi anak-anak”,
dana lain sebagainya. Kalimat-kalimat tersebut merupakan sebuah peringkatan
bahwa rokok itu berbahaya. Tapi kok kenapa masih dijual ya? Setelah penulis
pikir-pikir sendiri sambil minum kopi dan sedikit mengahbiskan sebatang rokok.
Bahwa, kalimat-kalimat peringatan itu sengaja dibuat oleh para pengusaha rokok
karena rokok memanglah tidak menyehatkan dan tidak baik untuk dikonsumsi.
Bahkan akan menyebabkan berbagai penyakit bila dikonsumsi terus menerus
seperti, kanker, impotensi, kemandulan, gangguan kehamilan, terbakarnya
paru-paru dan masih banyak lagi. Nah, disini akan terjawab pertanyaan di atas,
kenapa di setiap bungkus rokok ada kalimat peringatan berbahaya? Karena supaya
ketika ada orang yang terkena salah satu dari penyakit di atas, si produsen
rokok tidak bertanggung jawab dengan si perokok tersebut. Karena dia sudah
memperingatinya. Dapat kita bayangkan jika tidak terdapat peringatan di setiap
iklan dan bungkus rokoknya. Berapa banyak pabrik rokok yang akan gulung tikar
karena harus bertanggung jawab karena telah menjual barang yang berbahaya bagi
kesehatan.
Kenapa
masih diperjual-belikan?
Jika rokok itu berbahaya bagi kesehatan, bahkan
diharamkan oleh MUI, kenapa masih diperjual-belikan? Pertanyaan yang merupakan
harus dijawab oleh penulis sendiri. Karena penulis juga perokok aktif dan masih
sering membeli rokok. Menurut penulis rokok merupakan salah satu aset negara
Indonesia, bahkan mungkin salah satu terbesar dibanding yang lainnya. Ya aset
pengasilan pemasukan untuk keuangan negara. Karena 80% penduduk Indonesia
adalah perokok aktif. Jadi ketika merokok membunuh mu, maka menjual rokok
adalah sumber kehidupan. Banyak penduduk Indonesia yang menjadi pedagang rokok
untuk menghidupi diri dan keluarganya. Jadi bagi sebagian orang rokok adalah
sumber kehidupan. Termasuk Negara Indonesia, rokok adalah sumber pendapatan
negara.