Rabu, 23 September 2015

Merokok Membunuh Mu

Merokok Membunuh Mu !
Merokok Membunuh Mu, kalimat yang tak asing ini, membuat penulis gereget dan  ingin rasanya membedah apa makna dari kalimat tersebut. Kalimat ini sering penulis temukan di bungkus-bungkus rokok, baliho rokok, dan sepanduk rokok, pokoknya yang bersangkutan dengan rokok. Kalimat rokok membnuh mu sudah lama ada dalam pikiran penulis semenjak timbul slogan baru yang dikeluarkan iklan-iklan rokok dalam media cetak. Kalimat yang satu ini merupakan sebuah slogan peringatan yang ditunjukan untuk masyarakat, baik laki-laki, perempuan, remaja maupun anak-anak. Kalimat “Merokok Membunuh Mu” jika penulis maknai secara kebahasaan bahwa kata “rokok” tersebut mendapat imbuhan “me”. Dimana imbuhan “me” tersebut memiliki makna “pelaku”. Jadi “merokok” penulis artikkan “orang yang menghisap rokok”. Sedangkan kata “membunuh” memiliki makna “mematikan, menghilangkan” yang berhubungan dengan nyawa. Jadi jika disatukan, makna dari kalimat “Merokok Membunuh Mu” memiliki arti “orang yang menghisap rokok akan terbunuh atau mati”.
Terlepas dari makna di atas, dalam benak penulis masih banyak yang ingin rasanya terungkap dan terbaca oleh semua orang. Menurut ilmu kesehatan, bahwa perokok pasif akan lebih berbahaya dibandingkan dengan perokok aktif. Maksud dari perokok pasif disini, bukan berarti dia merokok sambil duduk atau diam santai. Demikian juga dengan si perokok aktif bukan maksud dia merokok sambil kerja atau berlari kesana-kesini. Maksud dari perokok pasif di atas adalah orang yang bukan perokok tetapi dia berada dekat dengan orang yang sedang merokok dan asapnya terhirup oleh dia si perokok pasif. Ini akan jauh lebih berbahaya bagi kesehatan si perokok pasif. Nah timbullah satu pertanyaan dalam hati penulis, berarti lebih baik kita merokok dong, jika lingkungan kita sedang merokok semua?.
Rokok sangatlah gemari oleh masyarakat di Indonesia, dari remaja sampai orangtua yang sudah hampir mencium bau tanah pun masih gemar menghisap tembakau yang dibungkus oleh kertas tersebut terutama kaum laki-laki. Pandangan para lelaki termasuk penulis, merokok adalah alat pergaulan untuk mencairkan suasana. Biasanya dengan teman baru pun akan lebih cepat akrab ketika kita membawa dan menghisapnya sambil ngobrol dan ditemani oleh secangkir kopi. Jika sudah berkumpul dengan teman nongkrong, timbullah kalimat-kalimat nyeleneh yang terlontar tentang pandangan merokok. Misalnya saja “merokok membunuh mu” akan terjawab oleh kalimat guyonan “yang gak merokok juga bakal mati ko, ya mendingan kita merokok, sama-sama mati”. Secara logis kalimat tersebut tidaklah salah, benar nyatanya. Karena mati dan penyakit hanya Tuhan yang menentukan. Tapi setidaknya mencagah itu lebih baik. Ancaman mati atau penyakit bagi para perokok tidaklah membuat mereka takut apalagi sudah menjadi pecandu berat, asam rasanya ketika belum menghisap gulungan tembakau kecil yang dililit oleh kertas tersebut.
Merokok membunuh mu !, kalimat peringat ini selalu terpampang di setiap warung-warung yang menjual rokok. Anehnya para perokok sudah jelas-jelas diberitahu penyakit atau efeksamping dari menghisap rokok yang semuanya berdampang negatif, tapi masih saja dibeli dan dihisap. Apakah para perokok tidak bisa membaca? Nah loh termasuk penulis dong kalau begitu. Dan timbul juga pertanyaan dalam pikiran penulis, kenapa disetiap bungkus rokok ada kalimat peringatan berbahaya?. Dan kenapa masih diperjual-belikan dan pabrik-pabrik rokok semakin bertambah?. Tiga pertanyaan penulis itu selalu berputar-putar siang-malam menganai rokok ini, penulis menemukan jawabannya sendiri dengan melihat dan memperhatikan keadaan sekitar termasuk keadaan penulis sendiri.
Apakah Perokok tidak bisa membaca?
Para perokok sejati bukanlah orang yang tidak sekolah dan tidak bisa membaca. Para perokok ini sudah menjadi pecandu dan merasa ada yang kurang ketika seharian tidak menghisap rokok. Apalagi ketika sedang kumpul bareng teman, ngopi bareng, ngerjain tugas, nunggu jemputan, sambil kerja, sesudah makan, bahkan ada yang mempunyai kebiasaan buang air besar harus sambil merokok, katanya kalau tidak merokok gak asik dan masih bayak lagi cara para perokok menikmati sebatang temabakaunya sampai habis. Perlu kita ketahui para perokok itu banyak sekali di Indonesia, dari masyarakat bawah sampai atas semua mengemari yang namanya rokok. Jika penulis presentasikan mencapai 80% masyarakat Indonesia adalah perokok berat.
Kenapa di setiap bungkus rokok ada kalimat peringatan berbahaya?
Disetiap bungkus rokok, pasti selalu kita temukan kalimat-kalimat peringatan bahwa merokok menyebabkan berbagai penyakit seperti “merokok membunuh mu, merokok sebabkan kanker tenggorokan, merokok sebabkan impotensi, gangguan kehamilan dan janin, merokok berbahaya bagi anak-anak”, dana lain sebagainya. Kalimat-kalimat tersebut merupakan sebuah peringkatan bahwa rokok itu berbahaya. Tapi kok kenapa masih dijual ya? Setelah penulis pikir-pikir sendiri sambil minum kopi dan sedikit mengahbiskan sebatang rokok. Bahwa, kalimat-kalimat peringatan itu sengaja dibuat oleh para pengusaha rokok karena rokok memanglah tidak menyehatkan dan tidak baik untuk dikonsumsi. Bahkan akan menyebabkan berbagai penyakit bila dikonsumsi terus menerus seperti, kanker, impotensi, kemandulan, gangguan kehamilan, terbakarnya paru-paru dan masih banyak lagi. Nah, disini akan terjawab pertanyaan di atas, kenapa di setiap bungkus rokok ada kalimat peringatan berbahaya? Karena supaya ketika ada orang yang terkena salah satu dari penyakit di atas, si produsen rokok tidak bertanggung jawab dengan si perokok tersebut. Karena dia sudah memperingatinya. Dapat kita bayangkan jika tidak terdapat peringatan di setiap iklan dan bungkus rokoknya. Berapa banyak pabrik rokok yang akan gulung tikar karena harus bertanggung jawab karena telah menjual barang yang berbahaya bagi kesehatan.
Kenapa masih diperjual-belikan?

Jika rokok itu berbahaya bagi kesehatan, bahkan diharamkan oleh MUI, kenapa masih diperjual-belikan? Pertanyaan yang merupakan harus dijawab oleh penulis sendiri. Karena penulis juga perokok aktif dan masih sering membeli rokok. Menurut penulis rokok merupakan salah satu aset negara Indonesia, bahkan mungkin salah satu terbesar dibanding yang lainnya. Ya aset pengasilan pemasukan untuk keuangan negara. Karena 80% penduduk Indonesia adalah perokok aktif. Jadi ketika merokok membunuh mu, maka menjual rokok adalah sumber kehidupan. Banyak penduduk Indonesia yang menjadi pedagang rokok untuk menghidupi diri dan keluarganya. Jadi bagi sebagian orang rokok adalah sumber kehidupan. Termasuk Negara Indonesia, rokok adalah sumber pendapatan negara.